SEKAR MACAPAT
Sekar Macapat merupakan seni-suara spiritual Jawa yg diciptakan oleh para Walisongo beserta keturunan dan murid"nya. Macapat terdiri dr 3 suku kata, yaitu mata (mata), suca (penglihatan), dan ma'rifat (ma'rifat). Macapat artinya mata yg sdh melihat dg ma'rifat. Maka dr itu, Macapat tdk disebut nyanyian, melainkan sekar. Sekar artinya bunga sejati dlm kehidupan manusia, yaitu ma'rifatullah.
Sekar Macapat memiliki 11 lagu yg disebut mentrum. Masing" mentrum memiliki makna yg berhubungan dg alur perjalanan lahir-batin manusia. Perlu dicatat bhw makna lahir pd setiap mentrum bukanlah 'makna sebenarnya' melainkan makna batin.
Pertama, Mijil. Artinya; keluar, lahir. Menceritakan permulaan seorang hamba ketika melakukan perjalanan ruhani (suluk). Diciptakan oleh Sunan Geseng atau Pangeran Cakrajaya.
Kedua, Maskumambang. Menggambarkan seorang manusia yg sedang berkemilau laksana emas. Scr spiritual menggambarkan fase seorang salik yg menghiasi dirinya dg akhlak mulia. Shg membuat orang disekitarnya bahagia berkarib dgnya. Diciptakan oleh Sunan Giri, adapula yg mengatakan diciptakan oleh Sunan Majagung n Sunan Kudus.
Ketiga, Kinanthi. Artinya; bergandengan, berteman, diikuti. Menggambarkan orang yg berakhlak mulia, selain disenangi, jg akan diikuti oleh orang banyak. Diciptakan oleh Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.
Keempat, Sinom. Artinya; muda-belia. Menggambarkan perjalanan anak muda utk mencari ilmu sejati guna menjadi manusia yg sempurna (insan kamil). Diciptakan oleh Sunan Giri Sepuh atau Raden Ainul Yaqin.
Kelima, Asmaradhana. Artinya; api asmara. Perlu dicatat bhw yg dimaksud bkn asmara syahwati, nmun Asmara Kingkin, yaitu rasa cinta Ilahi. Menggambarkan gejolak cinta Ilahi yg begitu besar dr seorang salik. Diciptakan oleh Sunan Giri Kedhaton Hanyakrakusuma.
Keenam, Durma. Artinya; bertempur dan menggembleng diri. Menggambarkan seorang salik harus senantiasa melakukan pengemblengan diri. N ketika sdh sampai kpd tujuannya, hrus senantiasa membela agama Islam dg berbagai cara.
Ketujuh, Dhandanggula/Dhandanggendis. Artinya; rasa lezat. Menjelaskan bhw tdk hanya harus pandai berdebat dlm menegakkan agama Islam. Melainkan jg harus pandai memberikan penerangan yg melegakan n mengenakkan hati. Brty harus pandai mengolah kepekaan rasa. Dlm istilah Jawa 'Asah, Asih, Asuh'. Diciptakan oleh Sunan Kalijaga.
Kedelapan, Pangkur. Artinya; membelakangi. Menjelaskan bhw manusia utk mengerti makna sejati kelezatan hidup, ia hrus memunggungi kehidupan duniawi. Di kalangan sesepuh Jawa, Pangkur dimaknai sbg pangudi ilmu al'Qur'an (mencari penjelasan ttg ilmu al-Qur'an Qadim). Diciptakan oleh Sunan Drajat.
Kesembilan, Megatruh. Artinya; memutus ruh dr badan/dunia. Merupakan keadaan seorang salik yg tlah mengisbatkan dirinya utk mati sblm mati (mati sakjroning urip). Diciptakan oleh Sunan Kalijaga, namun ada yg mengatakan diciptakan oleh Sunan Giri.
Kesepuluh, Gambuh. Artinya; menyatu (tauhid). Menjelaskan sebuah pertemuan antara seorang hamba dg Tuhannya sbg puncak dr ilmu kesempurnaan. Diciptakan oleh Pangeran Natapraja dr Kadilangu, merupakan cucu dr Sunan Kalijaga.
Kesebelas, Pocung. Artinya; pucuk dedaunan. Menggambarkan 'kematian' manusia yg tlah bertemu Tuhan, yg sdh tdk perduli lagi kpd pernak-pernik duniawi. Meskipun ia hidup di dunia, namun ia tlah mnjdi 'mayit' (mati sakjroning urip). Diciptakan oleh Sunan Giri Prapen.